Hesmedia.id-Pembangunan Sumber Daya Manusia ( SDM ) tidak kalah penting dari Pembangunan Fisik atau Infrastruktur.
Salah satu penunjang terciptanya SDM yang berkualitas adalah sektor pendidikan.
Sebagai masyarakat global tentunya bangsa Indonesia tidak bisa terlepas dari pergaulan dunia. Terkecuali Pemerintah RI memutuskan hubungan diplomatik dan mengisolasi sendiri sebagai negara yang tidak bergaul dengan negara manapun.
Di Purwakarta, Jawa Barat, kerapkali ada warganya yang mendapat beasiswa perkuliahan di berbagai negara. Sayangnya "Support System" untuk menunjang program perkuliahan tersebut tidak tersedia dalam mata anggaran APBD, walhasil para pemuda Purwakarta harus terseok seok "door to door" dalam mencari bantuan pendanaan untuk tiket keberangkatan dan sejumlah administrasi lainnya, karena umumnya pihak negara pemberi beasiswa hanya menanggung biaya perkuliahan serta fasilitas asrama secara gratis, di luar itu penerima beasiswa harus mampu mencukupi kebutuhan lainnya.
Setelah peristiwa "Viral" yang dialami Nata Sutisna, pemuda asal Desa Seula Awi, Kecamatan Pasawahan yang terkendala biaya tiket pesawat untuk keberangkatannya mengikuti program beasiswa dari negara Tunisia pada tahun 2019 yang lalu, kini peristiwa serupa terjadi kembali dialami Ahmad Apandi Asgar, pemuda asal Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani.
Lahir di tengah keluarga petani dengan kondisi ekonomi serba terbatas, Asgar justru menjadikannya motivasi untuk lebih berdaya. Berkat kegigihannya, ia berhasil meraih beasiswa dari Lembaga Rawi (Rabithoh al Ato' wal Irfan) untuk melanjutkan studi Fiqih dan Ushul Fiqh di Universitas Imam Syafi’i, salah satu kampus ternama di Sana’a, ibu kota Yaman.
Dari ratusan pendaftar se-Indonesia, hanya 20 orang yang diterima. Sementara dari Jawa Barat hanya dua orang yang lolos, salah satunya adalah Ahmad Apandi Asgar. Namun Asgar masih harus mengumpulkan biaya sejumlah Rp. 48 juta untuk tiket keberangkatan dan sejumlah administrasi lainnya. Asgar menuturkan sudah berikhtiar mencari bantuan pendanaan mulai dari tingkat kabupaten, provinsi, hingga ke sejumlah lembaga pemerintahan di pusat. Walhasil telah terkumpul sejumlah Rp. 18 juta, masih ada kekurangan sekitar Rp. 30 juta lagi. Sementara per tanggal 30 September 2025, Asgar harus sudah melunasi keperluan administrasi keberangkatannya ke Yaman tersebut.
Didampingi BELA PURWAKARTA, Wadah Silaturahmi Lintas Elemen Masyarakat, serta sejumlah mahasiswa, jurnalis dan aktivis sosial, Ahmad Apandi Asgar bertemu Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Purwakarta, Kyai H.M. John Dien, yang sekaligus merupakan Ketua Forum Kerukunan Ummat Beragama ( FKUB ) Kabupaten Purwakarta.
Kyai H.M. John Dien merupakan figur yang sangat dihormati dan dituakan baik oleh kalangan pemerintahan, swasta, dan lintas elemen di Purwakarta yang diharapkan dapat menjadi "Solidarity Maker" serta menjadi jembatan terhadap beragam akses yang berpotensi memberikan solusi bagi kesulitan yang dialami Asgar, serta dengan kapasitas beliau diharapkan mampu membangkitkan Solidaritas Sosial di kalangan masyarakat untuk secara "Power of Berjama'ah" berdonasi demi membantu Asgar, jika itu langkah yang perlu diambil ketika tidak ada pilihan lagi.
Founder Bela Purwakarta, Aa Komara, menuturkan bahwa pihaknya sebetulnya sudah berikhtiar memberikan masukan sekaligus mengusulkan anggaran Biaya Tidak Terduga ( BTT ) Non Kebencanaan agar teralokasikan dalam APBD untuk merespon cepat kebutuhan warga, secara taktis, agar hal hal yang sifatnya tidak terduga atau tidak terencanakan, yang menjadi kebutuhan warga yang notabene pada setiap waktunya mengalami dinamika persoalan, dapat terantisipasi sejak dini.
" Berkaca pada pengalaman yang dialami Nata Sutisna ketika hendak menjalani beasiswa ke Tunisia pada 2019 lalu, dimana Kami turut serta mendampingi Nata dalam mencari pendanaan, maka pada 16 Maret 2025 lalu atau kurang dari sebulan setelah Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta dilantik, Kami, Bela Purwakarta, melaksanakan Audiensi dengan Pemkab Purwakarta, yang pada saat itu diterima oleh Wakil Bupati, karena Bupati sedang berhalangan. Pada Audiensi tersebut Kami mengusulkan agar dalam APBD teranggarkan BTT non kebencanaan, karena selama ini BTT yang tersedia dianggarkan hanya untuk kebencanaan. Niat Kami pada saat itu adalah agar di Masa Awal Pemerintahan pasangan Zeinjo ini segala hal aspirasi warga yang sifatnya mendadak dan mendesak selama dalam perjalanan menahkodai Purwakarta lima tahun ke depan, sudah dapat terantisipasi melalui anggaran BTT non kebencanaan yang teralokasikan pada setiap tahunnya, istilahnya Pemkab membuat kebijakan "Sedia Payung Sebelum Hujan" agar tidak terulang lagi peristiwa miris dan ironis seperti yang dialami Nata Sutisna, sekarang menimpa Ahmad Apandi Asgar dan besok besok mungkin pemuda pemudi Purwakarta dari lintas kecamatan lainnya agar tidak terkendala hal yang sama. Semoga dengan adanya peristiwa faktual ini pihak Pemkab segera menindaklanjuti usulan yang pernah Kami sampaikan dalam Audiensi tersebut demi kepentingan yang lebih luas dan berjangka panjang serta bermanfaat bagi generasi penerus dari masa ke masa. Dengan demikian kebijakan penganggaran BTT non kebencanaan ini akan menjadi "Legacy" dari pemerintahan sekarang " ungkap Aa Komara.
Sementara Ketua Perhimpunan Mahasiswa Purwakarta ( Permata ) Cabang Purwakarta, Sabiq Abdurrasyid, yang turut mendampingi Asgar, bersama Divisi Minat dan Bakat Permata, Azmi Ahmad Muhtiar, menegaskan :
" Semoga masih ada Langkah "Istimewa", sesuai dengan Tagline "Purwakarta Istimewa" itu sendiri, yang bisa diupayakan oleh Pemkab Purwakarta. Jika melalui APBD memang tidak bisa maksimal untuk membantu Asgar, sebagaimana diketahui Purwakarta kaya dengan ratusan pabrik serta sektor swasta lainnya, yang tentunya telah terkumpul Dana CSR (Corporate Social Responsibility) yang dapat digunakan untuk kepentingan rakyat yang berkebutuhan mendesak.
Jangan sampai para pemuda Purwakarta putus harapan ketika akan meningkatkan kualitas, kapasitas dan kompetensi dirinya, bukankah pembangunan Sumber Daya Manusia juga salah satu penentu utama kemajuan pembangunan ".
Setelah menerima informasi dan curhatan dari Asgar dan tim pendamping, Kyai H.M. John Dien berkomitmen untuk mencarikan jalan keluar terbaik dengan kapasitasnya sebagai pengayom serta pemersatu ummat lintas latarbelakang.
" Semoga Allah mempermudah segala urusan, dengan mempermudah urusan orang lain -dalam hal ini kesulitan yang dialami Ahmad Apandi Asgar- maka percayalah Allah pun akan membalas mempermudah segala urusan Kita. Semoga para Stakeholder Purwakarta serta "Kaum yang Berkemampuan Lebih" tergerak untuk membantu Asgar meneruskan Niat Mulianya menempuh pendidikan di Yaman yang kelak ilmunya dapat berguna di masa depan, tidak hanya untuk dirinya tapi juga untuk kemajuan Purwakarta " tutur Kyai Kharismatik tersebut.
Turut membersamai dalam silaturahmi ini, Ketua Jurnalis Bela Negara ( JBN ) Kab. Purwakarta, Deni Aping, Jurnalis Purwakarta TV, Heri Kusnandar, serta Aktivis Sosial, Uu Wijayakusuma.
El(hm)